Daftar isi

Rabu, 11 Januari 2012

Penculikan! (Bag-2)

Aku terbangun saat mendengar pintu kamarku terbuka. Andi dan Julia masuk ke dalam kamar diikuti oleh seorang pria berkulit putih dan 2 orang wanita berpakaian putih. Si pria berpakaian seperti seorang dokter dan kedua wanita berpakaian seperti suster rumah sakit. Si pria berkata pada Andi dan Julia, “Well, you manage to get a chinese girl this time, the Prince will be thrilled with this one.” Andi menjawab, “We know. We hope that the Prince will give us a good prize with this one.”

Si pria kemudian mengeluarkan alat pengukur dan stetoscope lalu mulai mengukur tubuhku dan memeriksa denyut nadiku sambil terus berbicara pada Andi dan Julia tanpa menghiraukanku, “This is the 8th patients right? Let’s prepare her and get on with this.”

Aku tiba-tiba merasa panik yang luar biasa dan mulai meronta lebih keras daripada sebelumnya. Si pria mengeluarkan jarum suntik dan menyuntikkan sesuatu ke dalam lenganku. Tiba-tiba aku merasa lemas dan kehilangan kesadaran. Yang terakhir aku ingat adalah kedua suster tersebut mulai mendorong ranjangku dan….aku kehilangan kesadaran.

Apa yang terjadi selanjutnya seperti mimpi…mimpi yang buruk. Beberapa kali aku terjaga tapi kemudian tertidur lagi. Saat aku terjaga aku melihat seperti dalam ruangan putih besar yang diterangi lampu dengan beberapa orang yang tampak seperti sedang mengoperasi diriku, aku kemudian tidak sadar lagi. Di saat lain aku terjaga dan melihat seseorang sedang mengamati wajahku dan kemudian aku kembali tidak sadar. Di saat lain aku terjaga lagi dan melihat seseorang gadis yang cantik sekali tampak sedang membersihkan tubuhku dengan spons basah dan seperti sebelumnya aku tertidur lagi, demikian seterusnya…..

Aku tidak tahu berapa lama aku tertidur tapi akhirnya aku terjaga dan merasakan sakit di seluruh tubuhku. Aku berusaha berdiri tapi merasakan kepalaku sangat pusing sehingga aku kembali merebahkan diriku. Aku berusaha melihat sekeliling dan menyadari bahwa aku sudah tidak berada di ruangan sebelumnya. Aku pindah ke satu ruangan yang cukup luas dan berkesan bersih. Dinding ruangan berwarna kuning cerah dan tempat tidurku tidak seperti tempat tidur rumah sakit tapi lebih menyerupai tempat tidur di hotel yang empuk.

Aku tetap berusaha bangun tapi kembali merasakan pusing yang luar biasa, saat itu tiba-tiba pintu ruangan kamarku kembali terbuka dan masuklah seorang gadis yang cantik sekali membawa baskom berisi air. Ia melihat aku sudah tersadar dan tersenyum kepadaku tapi tidak berbicara apapun. Ia kemudian meletakkan baskom di meja sebelah tempat tidurku kemudian mulai membersihkan tubuhku. Aku merasakan air hangat menyapu tubuhku. Si gadis menyapukan spons air hangat tersebut dengan perlahan dan teliti. Ternyata ia sedang memandikan tubuhku.

Aku merasakan spons tersebut menyapu tubuhku dan saat spons itu mengenai bagian putingku aku merasakan kegelian yang tidak seperti biasanya. Aku berusaha melihat bagian dadaku dan terkejut melihat sepasang payudara yang cukup besar pada kedua dadaku. Aku kembali merasakan kepanikan yang luar biasa. Itu semua bukan mimpi buruk. Aku benar-benar memiliki payudara dan bukan payudara kecil melainkan payudara besar seperti ukuran wanita dewasa. Aku berusaha bangun tapi si gadis terus membersihkan tubuhku dan berusaha agar aku tidak bangun. Ia berkata, “Please lay back, I’d have to wash you now.”

Aku tiba-tiba merasa lelah sekali dan dengan pasrah membiarkan gadis itu membersihkan tubuhku. Setelah selesai membersihkan bagian depan tubuhku, ia membalikkan tubuhku sehingga aku tidur tengkurap. Aku merasakan dadaku seolah terganjal sesuatu, seperti bantal besar mengganjal di dadaku selain itu saat aku berbalik aku merasakan bahwa rambutku kini sudah panjang melewati bahuku. Aku tertegun dan berpikir-pikir berapa lama sebenarnya aku sudah tidak sadar?

Tidak lama kemudian si gadis telah menyelesaikan tugasnya dan kembali membalik tubuhku sehingga aku berbaring dengan posisi agak duduk. Si gadis melihat kepanikan pada wajahku dan tersenyum serta berkata, “don’t worry, it’s not that bad. The sooner you accept your fate, the better you will feel.” Saat itu pintu kamar kembali terbuka dan Andi masuk sendirian ke dalam kamarku. Gadis tersebut melihat Andi tapi tidak berani menatapnya langsung. Si gadis kemudian membereskan seluruh bawaannya dan pergi dari ruanganku.

Andi memandangku dan memasangkan sesuatu pada leherku. Bentuknya seperti kalung leher yang cukup ketat melingkari leherku. Ia kemudian berkata, “Selamat datang kembali Yuanita, operasinya berjalan dengan sukses dan kamu sekarang sudah hampir selesai di sini.”

Ia kemudian menyambung, “Dokter berhasil memberi kamu payudara yang indah sekali ukuran 34D.” sambil berkata tangannya meraba payudaraku dan aku merasakan rangsangan yang aneh dan tidak sadar aku sedikit mendesah, “Mmmhm…” Andi tersenyum menyaksikannya, “sensitif khan? Kamu sudah tidak sadar selama 3 bulan dan selama itu kami menyuntikkan hormon wanita ke dalam darah kamu. Sekarang puting kamu sudah tumbuh seperti puting wanita dewasa, indah sekali.” Ia berbicara sambil terus mengelus dan memilin puting payudaraku. Aku merasakan kenikmatan yang aneh menjalari seluruh tubuhku. Andi kemudian melanjutkan, “selain itu dokter juga mengoperasi wajah kamu, sekarang wajahmu benar-benar mirip seperti gadis cantik. Selain itu, 3 bulan dibius dan diinfus menyebabkan tubuh kamu sekarang jadi langsing seperti tubuh gadis remaja.”

Aku mendengar semua ucapannya dengan perasaan yang bercampur aduk, di satu sisi aku begitu muak dengan keadaan yang terjadi tapi di saat lain aku begitu menikmati rabaannya pada puting payudaraku. Andi menambahkan, “kami juga memanggil seorang ahli tato yang sudah menato seluruh wajahmu, sekarang wajah kamu benar-benar cantik seperti wajah gadis yang di make-up. Semua makeup tersebut adalah tato yang tidak mungkin hilang dari wajah kamu.” Andi kemudian menuntunku berdiri dan mengajakku ke lemari pakaian di seberang ruangan. Di depan lemari ini ada satu cermin besar dan Andi menyuruhku melihat ke dalam cermin. Di cermin aku melihat bayanganku sendiri tapi bayanganku tampak cukup berbeda dari bayangan yang biasa aku lihat.

Dalam cermin aku melihat seorang gadis yang mirip dengan aku, gadis itu bisa dibilang seperti saudara kembarku tapi rambutnya yang hitam tergerai panjang melewati bahuku. Wajahku kini benar-benar seperti gadis cantik dengan make-up yang sangat sexy, eye-shadow pink, lipstik pink menyala dan pemerah pipi yang aku sadari ternyata hanya tato. Payudaraku yang cukup besar dengan puting yang seolah-olah menantang siapapun yang melihatnya tapi di antara kedua kakiku aku masih melihat penisku yang walaupun jadi lebih mengecil tapi masih ada di sana, menjadi bukti tentang apa sebenarnya aku ini, seorang pria yang diubah jadi wanita.

Aku tiba-tiba menangis tersedu-sedu dan memohon pada Andi, “Aaandi…..tt..tolong lepasin gue, g…ggue nggak mau jj…jadi seperti ini.” Andi justru tersenyum sinis dan berkata, “maaf Yuanita, nggak bisa. It’s strictly business.” Aku terkulai dan menangis tersedu-sedu di lantai. Saat aku akhirnya berhenti Andi berkata, “kehidupan yang akan kamu jalani bukan kehidupan yang nggak enak. Itu kehidupan yang diimpikan banyak gadis, jangan menangis, jalani kehidupan kamu.”

Ia menyambung lagi, “mulai besok kamu akan mulai belajar bagaimana membawa diri menjadi wanita dan putri kerajaan, jadi nggak boleh lagi kamu ngomong “Lu” “Gua” itu nggak sopan, dan jangan terpikir untuk kabur. Kalung yang kamu pakai itu dilengkapi detektor dan kejutan listrik.” Andi tiba-tiba mengeluarkan satu alat dan memijit tombol pada alat tersebut dan aku merasakan kesakitan seperti sengatan listrik yang bermula di leherku ke seluruh tubuhku. Aku terjatuh dan terbaring lemas.

“Jangan berani macam-macam seperti kabur atau membantah kalau nggak mau merasakan seperti itu lagi.” Ancamnya. Ia kemudian menuntunku kembali ke ranjang dan ia keluar dari ruanganku.

Aku hanya bisa menangis terisak-isak di ranjangku sampai aku tertidur. Andi benar-benar menepati ucapannya keesokan harinya aku memulai pendidikanku sebagai seorang putri dimulai dengan cara berjalan dengan hak tinggi, cara menjaga tubuh dan kecantikan, sejarah negara Brunai Darussalam dan banyak lagi pelajaran lain. Aku juga diajar tentang bagaimana cara memuaskan pria dengan mulutku dan lubang analku, aku sempat hampir muntah pada pelajaran ini untunglah semua hanya teori pikirku, bagaimana kalau aku harus benar-benar melakukannya pada pria lain, aku tidak sanggup memikirkan lebih jauh lagi.

Selama pelajaranku aku sering ditemani oleh gadis yang memandikanku. Aku baru mengerti bahwa ia juga seorang korban seperti aku. Ia adalah gadis ke-7 yang akan dipersembahkan pada Pangeran dalam waktu dekat. Namanya Agnes, seorang Malaysia yang juga diculik dan dijadikan wanita diluar kehendaknya. Dari Agnes aku mengetahui bahwa sekitar seminggu yang lalu Andi dan Julia kembali menculik seorang untuk menjadi gadis yang ke-9. Orang ini seorang keturunan India dan baru saja selesai menjalani operasi serta masih tidak sadar. Aku kemudian ditugaskan untuk memandikan gadis yang baru ini, yang diberi nama Prita oleh Andi dan Julia.

Agnes mengajarkan banyak hal kepadaku dan ia kelihatannya lebih pasrah menerima keadaannya. Ternyata persahabatanku dengan Agnes tidak berlangsung lama. 2 minggu kemudian ia dipersembahkan pada Pangeran ke-3 dan aku kembali sendirian. Prita gadis baru yang diculik masih tidak sadar dan terus menerus dibius sementara perban menutupi dada dan wajahnya. Dari apa yang dialaminya aku juga menyadari apa yang aku alami. Tiap 3 hari sekali seluruh tubuhnya di-elektrolisis, yaitu proses untuk menghilangkan rambut-rambut yang tidak diinginkan di tubuhnya. Barulah aku sadar mengapa setelah sekian lama rambut ketiak dan kemaluanku serta kumis dan jenggotku tidak tumbuh seperti biasanya dan mengapa alisku kini begitu tipis dan feminin seperti alis gadis-gadis sexy.

Setelah 2 bulan perban di dada dan di wajah Prita dicopot. Aku agak geli saat menyaksikan perban wajahnya dicopot karena saat itu aku melihat walaupun wajahnya sudah diubah jadi seperti wanita tapi kumis dan jenggotnya tumbuh sehingga terlihat agak aneh. Setelah perban wajahnya dicopot barulah dilakukan elektrolisis di wajahnya dan sedikit demi sedikit wajah Prita jadi makin feminin.

Sebagai seorang keturunan India, tubuh Prita berkulit agak hitam tapi hal itu justru menambah kesexy-an Prita. Sedikit demi sedikit aku mulai melihat kecantikan Prita dan kesexy-annya. Kegiatan memandikannya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagiku. Payudara Prita terlihat begitu ranum dengan puting yang menonjol dan berwarna coklat kehitaman begitu menantang untuk dikulum. Aku sengaja meluangkan lebih banyak waktu saat membasuh payudaranya. Aku senang memilin dan meraba putingnya sehingga berdiri dan setelah itu aku mulai sedikit bermain-main dengan putingnya.

Saat membersihkan penisnya juga menjadi pengalaman tersendiri bagiku. Mungkin karena banyaknya pelajaran tentang memuaskan pria aku jadi bertanya-tanya bagaimana rasanya mengulum dan menghisap penisnya yang cukup besar. Suatu hari karena penasaran akhirnya aku memberanikan diri sedikit mengulum dan menghisap penisnya. Saat penisnya kujilat aku merasa Prita agak sedikit bereaksi. Ternyata rangsanganku menyebabkan tubuhnya bereaksi. Penisnya sedikit demi sedikit mulai menegang. Aku tetap meneruskan menjilati kepala penisnya dan sedikit mengulum kepala penisnya dan penisnya makin menegang.

Aku tidak berhenti dan terus melakukan cumbuanku terhadap penisnya. Penisnya mulai berdenyut saat aku mulai mengulum dan menghisapnya. Sebagian diriku ingin tahu apakah teori yang telah aku dapatkan dalam memuaskan pria dapat dipraktekan tapi sebagian dari diriku seolah berteriak untuk berhenti. Aku terus meyakinkan diriku bahwa aku hanya penasaran dan makin memperhebat cumbuanku atas penisnya dan tiba-tiba penisnya menyemprotkan spermanya ke dalam mulutku. Aku tidak sempat menarik mulutku dari penisnya dan terpaksa menelan sebagian spermanya sementara memuntahkan sebagian lagi ke dalam tempat sampah. Setelah itu aku merasakan perasaan yang berkecamuk. Sebagian menyesali tindakanku karena aku merasa aku jadi seperti seorang homosexual tapi sebagian merasa sedikit bangga karena telah berhasil membuat seseorang orgasme. Aku buru-buru menyelesaikan tugasku dan keluar dari ruangan.

Sebulan kemudian Prita siuman dan proses yang terjadi antara Andi dan aku juga terjadi antara Prita dan Andi. Selama ini aku tetap dengan pelajaran-pelajaranku dan aku jadi makin pasif serta pasrah dengan apa yang akan aku hadapi. Kalung yang ada di leherku beberapa kali menjadi sumber penderitaanku terutama saat aku tidak menurut atau mengerjakan sesuatu seperti yang diperintahkan, tapi seiring dengan kepasrahanku kalung tersebut lama-lama tidak lagi menjadi alat hukumanku. Akhirnya setelah beberapa waktu kalung tersebut dilepas oleh Julia. Saat melepas kalung itu pula Julia memberitahuku bahwa waktu untuk aku bertemu dengan Pangeran ke-3 sudah hampir tiba. Perasaanku kembali berkecamuk tapi kembali kepasrahanku mengambil alih.

Aku juga berteman dengan Prita dan sedikit berbeda denganku Prita terus menerus tidak menurut dan tidak mengikuti perintah. Sering aku dengar ia menjerit kesakitan karena sengatan listrik dari kalung yang dipakainya. Andi dan Julia mendorongku untuk berusaha mendekatkan diri dengan Prita dan berbicara padanya agar ia lebih menerima nasibnya. Aku berusaha menasehati Prita tapi terasa ia tidak ingin menerima nasibnya dan ingin melawan sekuat tenaga.

Prita tetap melawan dan memberontak sampai akhirnya Andi mendatangi kamarnya dengan membawa satu alat yang aneh. Alat ini berbentuk seperti sepeda treadmill tapi pada bagian depannya ada semacam tongkat pendek yang ujungnya diperlengkapi dengan semacam dildo berukuran besar. Andi masuk ke dalam ruangan dan aku mendengar Prita berteriak beberapa kali tapi kemudian terdiam. Andi kemudian keluar dari ruangan dan menguncinya dari luar. Seminggu aku tidak menemui Prita dan selama itu makanan hanya dibawakan sekali sehari tapi setelah seminggu aku menemui Prita sudah berubah. Ia menjadi lebih penurut dan pasrah dan sering melihatku dengan pandangan yang aneh seperti pandangan orang yang bernafsu.

Aku jadi agak menjauhi dia dan akhirnya dari Julia aku baru tahu bahwa Andi memakaikan semacam alat yang menyetubuhi analnya tanpa berhenti. Prita diikat di ranjang dan alat ini menyetubuhi analnya terus menerus. Awalnya pasti terasa tidak enak tapi karena alat ini tidak berhenti bekerja (hanya berhenti sebentar waktu Prita makan) akhirnya alat ini menjadi seperti candu baginya. Prita merasakan kenikmatan anal sex dan orgasme berkali-kali kali dalam sehari. Kegiatan yang terus menerus ini menyebabkan Prita jadi tergila-gila dengan anal sex dan ingin di anal terus menerus untuk merasakan kenikmatan yang sama. seminggu mengenakan alat ini akhirnya Prita jadi tidak bisa berpikir yang lain selain menginginkan anal sex terus menerus. Kasihan Prita.

Aku sendiri semakin hari semakin berharap cemas akan apa yang akan terjadi saat aku dipertemukan dengan Pangeran ke-3 dan akhirnya hari yang aku nantikan tiba. Julia memberitahu bahwa besok aku akan dipertemukan dengan Pangeran ke-3 dan akan pindah ke lokasi haremnya. Malam itu aku gelisah dan tidak bisa tidur. Sekitar jam 2 pagi tiba-tiba pintu ruanganku terbuka dan……Andi masuk ke dalam ruanganku.

Ia mulai mendekati ranjangku dan berkata tentang perjalanan hidupku dari awal ia menculik aku sampai esok aku menjadi anggota harem Pangeran ke-3 semua berlangsung 10 bulan dan ia tetap menekankan bahwa ini semua bisnis belaka. Aku pasrah mendengar uraiannya tapi apa yang terjadi selanjutnya tidak pernah aku kira.

Andi mulai melepas bajunya dan berkata, “kamu memang sudah tampak seperti gadis yang cantik tapi kamu masih belum punya pengalaman menjadi seorang gadis. Malam ini saya akan melengkapi pengalamanmu.” Entah karena aku sudah pasrah atau aku sendiri mulai berubah jadi lebih feminin, aku hanya bisa menganggukan kepala dan menundukkan kepalaku menantinya. Andi mulai naik ke atas ranjangku dan memintaku membuka seluruh bajuku. Aku hanya bisa menurut dan melepas seluruh pakaianku sampai tidak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

Andi mulai berbisik di telingaku sambil menciumi dan menghisap cuping telingaku, “kamu cantik sekali Yuanita, yang paling cantik yang pernah saya bawa ke sini.” Aku tersanjung mendengar rayuannya, aku memejamkan mataku merasakan ciumannya dan tanganku mulai menjelajahi tubuhnya dari dadanya yang bidang ke perutnya dan terus ke bawah. Tanganku seolah-olah mencari-cari sumber kenikmatan yang terletak di antara kedua pahanya dan saat aku mendapat penisnya aku mulai menggenggamnya dengan sensual.

Andi terus menciumi dan menghisap leher dan tengkukku. Ciumannya membuat aku serasa di awang-awang, tanganku tetap memegang penisnya dan mulai membuat gerakan melingkar mengikuti kontur kepala penisnya. Tangan Andi mulai meraba payudaraku dan jari-jarinya memilin serta meraba putingku. Bagai memperoleh instruksi putingku langsung berdiri dan aku merasakan kenikmatan yang sensual dengan sentuhannya. Aku mulai mendesah dan mendongakkan kepalaku sambil terus memejamkan mataku, “Mmhhmm….” Andi langsung menciumi leherku dan turun ke dadaku sementara tangannya menahan punggungku. Lidah dan bibirnya mulai menelusuri payudara dan puting susuku sambil sesekali menggigit dan menghisapnya. Aku menggelinjang merasakan rangsangannya.

Aku mempererat peganganku pada penisnya dan mulai menggerakkannya dengan perlahan maju mundur mengikuti irama ciumannya pada payudaraku. Andi kemudian menarik tubuhku ke depan sehingga wajahku berada pada perutnya sementara ia mencondongkan tubuhnya ke belakang dan bertumpu pada 2 tangannya. Aku mengerti apa yang ia inginkan dan seolah tanpa keraguan aku mulai menciumi kepala penisnya yang kini sudah mulai agak basah dengan cairan penisnya.

Aku mulai menciumi, menjilati dan mengulum penisnya dengan semua kemampuanku dan merasakan penisnya makin menegang dalam mulutku. Seperti seorang anak kecil yang menjilati eskrim yang nikmat. Aku dapat mendengar Andi mendesah merasakan kenikmatan ini, dan lebih menyorongkan pinggulnya. Aku makin kencang melumat penisnya dengan hisapan, jilatan dan kuluman dan Andi makin kencang menggelinjang. Aku dapat merasakan penisnya bergetar dan makin mengeras di mulutku. Saat aku merasakan penisnya makin mengeras aku justru memperlambat hisapanku dan mulai menjilati batang penisnya dari pangkal penis ke kepala penisnya. Tindakanku ini makin membuat Andi liar. Tiba-tiba ia menarik penisnya dari mulutku dan membalikkan tubuhku sehingga aku membelakangi dia.

Andi mulai mengarahkan penisnya ke lubang anal-ku. Ini saatnya, aku berdebar-debar menyadari bahwa keperawanan analku akan hilang malam ini. Andi mulai mendorong pinggulnya sehingga kepala penisnya mulai memasuki liang analku. Aku terkesiap karena walaupun dari pelajaran yang aku dapat aku tahu bahwa untuk awalnya anal sex akan berasa sakit tapi aku ternyata tidak siap dengan hal ini. Aku terpekik tertahan, “Ah!” dan aku merasa anusku seperti robek disodomi olehnya.

Andi berhenti sejenak tapi selang beberapa detik kembali memajukan pinggulnya. Kini penisnya sudah masuk setengah bagian ke dalam anusku. Aku kembali terpekik, “Aah! Ss…sakit.” Andi malah seperti terangsang mendengar eranganku dan kembali memasukkan penisnya hingga hampir masuk sepenuhnya. Aku menundukkan badanku sehingga posisiku sekarang menungging dengan pantatku mengarah ke atas. Andi makin bernafsu dan kini seluruh penisnya masuk ke dalam anusku.

Aku mulai mengerang karena rasanya begitu aneh dan agak sakit, “ahhhh…..sss..sakit…..aaahhh!” Andi berhenti sejenak dan tiba-tiba tangannya menggerayangi payudaraku. Aku merasakan kenikmatan di dadaku tapi ada sedikit rasa sakit di anusku. Andi kemudian mulai menggerakkan pinggulnya, awalnya perlahan kemudian agak lebih cepat. Aku tetap merasakan kesakitan tapi ada sedikit rasa nikmat di dadaku yang sedikit mengurangi rasa sakit di anusku.

Andi mulai menggerakkan pinggulnya sedikit lebih cepat dan tiba-tiba rasa sakit di anusku sedikit berkurang diganti dengan sensasi yang aneh di area sekitar buah zakarku. Aku ingat dari pelajaran yang aku terima bahwa saat ini penisnya sedang merangsang prostatku dari dalam dan karena rangsangan itu tiba-tiba kurasakan penisku sedikit menegang.

Aku masih sedikit mengerang tapi eranganku jadi susah dibedakan antara erangan nikmat atau sakit, “aahhh….aahhhh…mmhmmm….mmhhmmm…..” Aku mendesah dan mengerang seperti erangan gadis yang sedang menikmati permainan sex yang luar biasa. Andi makin mempercepat gerakan pinggulnya sementara tangannya terus meraba dan memilin puting susuku. Gabungan rangsangan ini menyebabkan aku merasa kenikmatan yang aku alami makin meningkat menggantikan rasa sakit yang tadi aku alami. Aku terus mendesah dan tidak terasa ikut menyorongkan pinggulku ke belakang mengikuti irama gerakannya.

Saat ini kami berdua bergerak berirama maju mundur seperti 2 orang kekasih yang sedang memadu cinta, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan juga merasakan penisnya makin membesar dan mengeras dalam anusku. Aku sendiri seperti kesetanan dengan kenikmatan ini dan berusaha menjepit penisnya dengan anusku. Tindakanku ini menyebabkan Andi makin mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba cairan hangat spermanya muncrat di dalam anusku. Aku merasakan cairan spermanya menyemprot dalam ke tubuhku dan pada detik itu aku juga menyemprotkan sedikit cairan spermaku ke ranjang. Saat itu aku merasakan sensasi yang aneh karena aku merasa…..menjadi wanita……merasakan seorang pria menyemprotkan benihnya ke dalam tubuhku.

Aku masih menggerakkan pinggulku maju mundur seolah berusaha memompa penisnya agar memuntahkan seluruh spermanya ke dalam tubuhku. Sedetik kemudian aku merasakan Andi memeluk tubuhku dan memompakan kembali penisnya ke dalam anusku.

Kami berpelukan untuk beberapa saat dan Andi menciumi telinga serta tengkukku. Saat itu aku merasa sangat feminin seperti seorang gadis yang berhasil memuaskan pasangannya. Tak terasa kami tertidur kelelahan sambil terus berpelukan dan penisnya tetap ada dalam anusku…..

(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar