Daftar isi

Rabu, 04 Januari 2012

PRT – Inah

Aku sudah berumah tangga dan mempunyai seorang anak, semuanya berubah setelah perkawinan kami. Aku dan istriku menjadi lebih dewasa dan matang, juga lebih santai dalam menjalani kehidupan ini. Tapi ada satu yang tidak berubah dalam diriku yaitu nafsu seks yang menggebu-gebu. Awal perkawinan, istriku sampai terampun-ampun melayani nafsuku, lama-lama dia menyerah juga dan kami membuat kesepakatan, yaitu dia mengijinkanku untuk mencari vagina di luaran asal vagina itu dibeli bukan dipelihara. Aku sih setuju saja, kapan lagi? Lama-lama bosan juga aku dengan pelacur yang umumnya sudah kutahu gayanya, pelan-pelan aku bisa membendung nafsuku dan lebih banyak tinggal di rumah, sementara istriku sibuk dengan karirnya yang semakin menanjak, sebentar-sebentar ke luar kota, sedangkan anak kami diserahkan ke rumah orang tua kami, karena mereka memaksa untuk mengasuh sampai umur 10 tahun. Setiap minggu kami mengunjungi anak kami dan bermain-main dengannya. Anakku baru umur 2 tahun.

Suatu hari sepulang dari kantor aku terkejut melihat seorang wanita di rumah, sedangkan istriku sedang pergi. Aku baru teringat istriku tadi pagi menelepon dari luar kota, bahwa nanti ada pembantu baru untuk rumah kami. Ternyata ini nih, wah boleh juga nih pembokat. Dia memperkenalkan dirinya bernama Inah, asal dari Jawa Timur. Kuperhatikan sewaktu dia menyiapkan meja makan. Umurnya kurang lebih 32 tahunan, tubuhnya alamak bahenol banget, semuanya kelihatan kencang, dia memakai rok yang sepertinya pemberian orang, sebab kekecilan sehingga pantatnya yang bahenol menyembul kencang, begitu juga dengan blousenya yang kekecilan sehingga payudaranya yang sangat besar seolah-olah mau meloncat keluar.

Kuperhatikan wajahnya, wah wajah yang penuh nafsu juga nih, bukannya sok tahu wajahnya sih biasa saja, cuma raut wajahnya seperti perek-perek yang pernah kugumuli. Sepertinya dia tahu kalau aku sedang memperhatikannya, aku segera masuk ke kamar menukar pakaian, kulihat penisku sudah berdiri dengan kencang. Wah minta dilemasin nih.
“Pak.., makanan sudah saya siapkan di meja”, tiba-tiba dia berbicara dari balik pintu kamar.
Aku mengiyakan. Lalu aku keluar untuk makan siang. Dia berjalan menuju ke belakang, mungkin mau mencuci atau apalah. Setelah makan aku heran kok tidak ada suara apa-apa dari belakang. Aku berjalan ke belakang menuju area service, kudekati kamar mandi pembantu, tidak ada suara, kudekati kamar pembantu, juga dia tidak ada. Mungkin turun kegarasi kali, pikirku. Aku kembali melewati kamar mandinya, sekilas mataku melihat seonggok pakaianku di sudut dekat pintu, tapi ada seonggok lagi dekat bak mandi.

Tiba-tiba aku ingat temanku pernah bilang bahwa vagina pembantu baunya nikmat, soalnya jarang kemasukan penis, waktu itu aku cuma tertawa, temanku bilang menyetubuhi pembantu lebih nikmat, soalnya vaginanya bisa dijilat-jilat tanpa takut kena penyakit. Aku jadi curious juga nih, aku berjalan masuk mendekati pakaian yang teronggok dekat bak, lalu kuambil BH-nya, kecil banget nih BH, pantas saja payudara sepertinya mau loncat, tercium bau khas pembantu, terangsang juga aku, kucium BH-nya, memang nikmat juga baunya. Lalu kuraih CD-nya, tercium bau vagina dan bau pesing, ada noda-noda di bagian tutup vaginanya, kuperhatikan ternyata lendir yang agak encer, kucium celana itu, baunya memang lain, lebih nikmat. Sialan juga temanku itu, ternyata dia benar!, penisku sudah kencang sekali.

“Mau diapain celana dalam saya Pak?”, Rasanya seperti tersambar geledek. Tiba-tiba Inah sudah di belakangku sambil memandang tanganku yang menggenggam CD-nya. Aku benar-benar mati kutu.
“Inah akan lapor pada Ibu apa yang Bapak lakukan di sini”, Mati gua!! perek mah biasa, tapi pembantu? Istriku bisa ngamuk besar nih.
“Jangan dong In.., Saya akan keluar sekarang juga, anggap saja tidak ada apa-apa yang terjadi di sini”, Aku melangkah ke pintu, tapi Inah tidak beranjak, tangannya menghalangiku. Dia memandangku.
“Tidak begitu gampang, Pak. Kalau tidak mau Inah laporin, berarti Bapak harus Inah hukum”, Wah.., ngelunjak nih pembantu. Tapi kalau dilaporin mati beneran deh.., malunya itu.
“Apa hukumannya? Gaji kamu minta dinaikkan?”, Aku bertanya. Inah menggeleng.
“Turuti semua perintah Inah, itu hukumannya” Dia berkata tegas. Aku melongo, tapi akhirnya aku mengangguk juga. Kalau tidak begitu nggak beres-beres urusan ini.
“Bapak harus buka semua baju Bapak, Inah mau lihat berapa besar sih penis Bapak, apakah sesuai dengan keberanian Bapak atau tidak”, Perintahnya.
Itu sih encer, segera kulepaskan pakaianku sampai telanjang bulat, penisku memang tidak besar sekali, tapi sudah tegang sekali. Inah menjilat bibir atasnya sambil memandang penisku.

“Sekarang ambil celana dalam Inah, terus jilatin lendir yang ada di sana sampai bersih, harus diisap-isap ya”, Katanya, aku terdiam, pelan-pelan kuambil CD-nya.
“Cepat! Inah mau lihat hasil jilatan Bapak”, tiba-tiba tangannya mencengkaram penisku dan meremas serta menekuknya, Aduh, sakit juga rasanya. Cepat-cepat kujilat cairan yang menempel di CD-nya dan kuhisap semua lendirnya. Inah terus mengocok penisku dengan kasar. Lalu dia melepaskan blouse serta roknya, sehingga terlihat dia cuma memakai CD yang berwarna putih dan BH warna hitam. Tubuhnya betul-betul aduhai, serba kencang dan harum. Kulihat ketiaknya penuh dengan bulu yang lebat. Aku menelan ludah. Kulihat dia mengangkat kedua tangannya ke atas, aku meremas-remas buah dadanya, kucoba untuk melepaskan BH-nya, tapi dia melarang, belum waktunya, katanya.
Sialan, tangannya terus mengocok penisku, aku tak mau kalah, kuremas payudaranya yang besar itu dengan sekuat tenaga, dia berkelojotan sambil merintih dan mendesis, wah pemain kasar rupanya.

Tiba-tiba tangannya menjambak rambutku lalu menarik kepalaku menuju ketiaknya.
“Jilat yang bersih”, desisnya. Ketiaknya berbau khas, wah segera saja kujilat dan kucium-cium kedua ketiaknya, Inah terus merintih, lalu satu tangannya di masukkan ke dalam celana dalamnya, aku tak tahu apa yang dia mau. Lalu dikeluarkan lagi, kulihat jari telunjuk dan jari tengahnya penuh dengan lendir, lalu di masukan tangannya ke dalam mulutku, segera kujilat habis lendir yang baunya nikmat itu.

Sekarang wajahku ditarik menuju buah dadanya, wah mukaku seperti hilang di sana. Hangat dan berbau nikmat.
“Buka BH Inah pakai mulut, tidak boleh pakai tangan”, desisnya, aku jadi curiga nih pembokat kebanyakan nonton BF atau bekas perek? Setelah BH-nya lepas, tampak payudara yang betul-betul besar tapi kencang sekali, mungkin karena sebagai pembantu waktu ngepel atau nyuci otomatis otot-otot dadanya terlatih dengan baik. Putingnya besar juga, berwarna merah tua. Kujilat-jilat puting itu, kuhisap-hisap sambil meremas kencang, Inah merintih tidak karuan sambil menjambak rambutku, sebentar-sebentar tangannya yang penuh lendir di masukan lagi ke mulutku. Lalu kulihat dia memasukan lagi tangannya ke dalam CD-nya, lalu di masukkan tangan yang penuh lendir itu ke dalam mulutnya sambil menarik wajahku, lalu kami bersama-sama menikmati lendir itu. Aku mencoba memasukkan tanganku ke dalam CD-nya tapi selalu ditepis, sambil berkata belum waktunya.

Sekarang kepalaku ditarik menuju vaginanya, otomatis aku jadi berjongkok sementara dia berdiri. Inah menaikkan sebelah kakinya ke atas bak, lalu mulai menggosok-gosokkan vaginanya yang masih ditutupi CD itu ke wajahku sambil mengerang-erang.
“Hisap vagina Inah, buka celana Inah pakai mulut, Pak”, kuturuti apa yang dimintanya.
Setelah celana dalamnya bersih kujilat, lalu kutarik dengan gigiku sampai ketelapak kakinya. Tiba-tiba dia memasukkan jempol kakinya ke dalam mulutku dan menyuruhku mengemutnya. Kuturuti lagi, soalnya nafsuku juga sedang memuncak hebat dengan cara-cara yang baru seperti ini. Aku kembali naik menuju vaginanya, dia menyurukkan kepalaku di sela-sela pahanya dan menjepitnya di sana. Tercium bau vagina yang nikmat sekali, ini dia yang diceritakan oleh temanku itu. Memang baunya eksotis sekali.
“Jilat dan hisap sampai bersih semua lendir Inah, Pak”, kumasukkan lidahku sedalam mungkin ke lubang vaginanya, dia menjerit-jerit sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya, sebentar kemudian tubuhnya berkelojotan sambil menjerit keras, kurasakan cairan hangat mengalir masuk ke dalam mulutku, rasanya asin dan baunya dashyat. Kusedot habis semuanya sementara Inah menggosokkan clitorisnya ke hidungku dan tak lama kemudian hidungku digosokin, aku diam saja sementara dia mengerang-erang, dan entah berapa kali dia mencapai klimaks.

“Bapak tiduran di lantai”, Inah kembali menunjukkan kekuasaannya. Aku telentang di lantai, lalu Inah jongkok tepat di atas wajahku, wajahnya menghadap ke depan. Vaginanya tepat di atas hidungku, lalu kembali dia memasukkan lubang vaginanya yang sudah merah itu ke dalam hidungku yang penuh lendirnya.
“Jilat lubang pantat Ina, Pak” Kulihat dia mengeden, dan lubang pantatnya terbuka sedikit, segera kujilat-jilat lubang pantat yang berwarna merah tua itu. Tubuhnya bergetar sambil memperhatikan apa yang sedang dilakukan di atas wajahku. Tak lama kemudian dari lubang vaginanya mengalir lagi cairan kenikmatan diiringi erangannya. Sekarang dia berputar sehingga lubang pantatnya persis di hidungku sementara vaginanya tenggelam dalam mulutku, kubuat dia menjerit untuk kesekian kalinya.

Tiba-tiba Inah terdiam, tubuhnya tegang, lalu kurasakan cairan panas menyembur ke wajah dan mulutku, ternyata air pipis. Inah pipis di mulutku! Sialan.
“Minum pipis Inah”, Kujilat-jilat air kencingnya yang asin. Sementara mulutnya mengemut penisku dengan ganas sekali. Aku tak dapat bertahan lama, waktu mau keluar Inah menyuruhku duduk di atas wajahnya. Kusetubuhi mulutnya, sebentar-sebentar lepas sehingga hidungnya yang jadi sasaran, Wajahnya sudah penuh dengan lendirku. Tiba-tiba aku mengerang keras, penisku menyembur-nyembur dashyat di dalam mulutnya. Dengan lahap dan ganas perempuan itu menelan air maniku yang banyak sekali, sebagian mengalir keluar ke hidungnya. Lalu Inah menjilat-jilat lubang pantatku, nafsuku segera bangkit, kutempelkan lubang pantatku dihidungnya lalu kugosok-gosokkan disana, sementara penisku dikocok-kocok terus supaya tegang. Aku meneruskan tugasku di lubang vagina dan pantatnya.
“Inah mau minum air pipis Bapak”, Kulihat Inah melepaskan jilatan di lubang pantatku dan menyuruhku pipis. Ketika air kencingku mau keluar, Inah segera memasukkan penisku ke dalam mulutnya, lalu menyemburlah air kencingku yang panas di dalam mulutnya, Inah terbatuk-batuk tapi terus meminum air kencingku dengan lahap, seluruh wajahnya sudah basah oleh air kencingku. Kumasukkan jari tengahku ke dalam lubang pantatnya. Dia merintih-rintih, tak lama kemudian penisku mulai tegang akibat hisapan Inah.

Dia menjilat-jilat sisa air maniku. Lalu dia menuntun penisku menuju lubang vaginanya. Segera kutusuk dengan kasar lubang sempit itu. Dia menjerit kenikmatan waktu penisku masuk ke dalam semua. Lalu mulailah genjotan demi genjotan. Kulihat lubang vaginanya sudah basah dan berbusa karena lendirku dan lendirnya. Kadang-kadang dia menyuruhku mencabut lalu dijilatinya lendir di penisku sampai bersih, baru kutusuk lagi.

Sementara mulutku menghisap puting susunya, kadang-kadang kujilat ketiaknya yang berbulu lebat. Setiap kali mau keluar dia menyuruhku memasukkan lidahku menggantikan penisku di dalam vaginanya.
“Bapak kok nggak keluar-keluar lagi sih?, Masukin aja ke lubang pantat Inah Pak, di situ lebih sempit”. Kucoba memasukkan ke lubang pantatnya, sempit banget, tapi akhirnya masuk juga, tapi diiringi teriakan Inah yang kesakitan, tangannya menggaruk-garuk punggungku, tapi sebentar kemudian rintihan mulai keluar dari mulutnya. Setelah kugenjot beberapa kali, kurasakan penisku mau menyembur lagi, Inah cepat menyuruhku memasukkan ke dalam mulutnya, lalu kusetubuhi lagi mulutnya, sambil kujilati lubang pantatnya yang sudah melebar.

“Inah, Bapak udah mau keluar nih” Aku mendesis. Inah segera berbalik sehingga aku di bawah. Lubang pantatnya masuk ke dalam hidungku, sementara lidahku menjalar ke dalam vaginanya. Dan kami sama-sama menjerit keras, waktu aku menyemburkan air maniku, sedangkan Inah mengeluarkan cairan hangat lagi.
Kubersihkan lubang vagina dan pantatnya lalu kami mandi bersama. Betul-betul pengalaman yang dashyat untukku. Sejak itu aku lebih memberi semangat pada istriku kalau mau keluar kota.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar